SINARMETRO.COM | Simalungun - Pada konfrensi pers kasus pembunuhan terhadap Marsal Harahap, Sujito alias S (57) selaku pemilik tempat hiburan malam Ferrari KTV Bar & Resto, dikabarkan memberikan sejumlah uang kepada Y untuk membeli senjata api (senpi) sebagai upaya untuk memberi pelajaran atau ‘shock therapy’ kepada Marsal Harahap atas pemberitaan dan permintaan yang dianggap pemaksaan, dan tidak berniat untuk menghabisi nyawa Pimpinan Redaksi LasserNewsToday tersebut.
Dihadapan Kapoldasu, Pangdam I BB, DanPomDam, Kapolres Pematangsiantar dan Kapolres Simalungun serta PJU lainnya, calon Walikota Pematang Siantar pada Pilkada 2014 itu mengaku hanya ingin memberi ‘pelajaran’ kepada Marsal agar tidak mengganggu usahanya lagi. Sedangkan YFP alias Yudi, hanya menindaklanjuti permintaan S untuk memberi pelajaran
Sambil tertunduk dan wajah di tutup sebo, Sujito mengaku menerima dan bertanggung jawab atas perbuatannya serta menerima hukuman yang sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
“Saya mengakui dan bertanggung jawab atas peristiwa pemembakan kepada saudara Marsal Harahap, dan akan menjalani hukuman yang sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia”, ucapnya di depan orang nomor satu di kepolisian Wilayah Sumatera Utara tersebut.
Ditambahkan Kapolda bahwa, “Motif penembakan tersebut dilatar belakangi karena rasa sakit hati dan berhentinya usaha Ferari KTV Bar and Resto milik S, sehingga S, memerintahkan agar memberikan ‘pelajaran’ kepda Marsal dengan cara ditembak.
Rasa sakit hati S timbul karena Marsal selalu memberitakan tempat usaha S dan meminta ‘jatah’ sebesar Rp 12juta perbulan”, papar Kapolda.
Mara Salem Harahap ditemukan tewas berlumuran darah di dalam mobil yang tak jauh dari kediamannya di Nagori Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Jum’at malam (19/6/2021) jelang dinihari, dan meninggal dunia akibat kehabisan darah dalam perjalanan ke rumah sakit. (Umri)
