SINARMETRO.COM | Rajaampat - Aktivitas tambang nikel di Pulau Gag, Rajaampat, Papua Barat menjadi sorotan publik.
Kegiatan tambang tersebut dituding mengancam kelestarian alam serta merusak ekosistem laut. Dimana kawasan tersebut dikenal destinasi terbaik di Indonesia.
Terkait viralnya pemberitaan kegiatan tambang tersebut Ahmad Ishomuniddin salah satu toko Nahdlatul Ulama (NU) melontarkan kritik tajam.
Menurutnya PBNU tidak tegas dikarenakan salah satu pengurusnya menjabat sebagai komisaris di PT. Gag Nikel, Ungkapnya di media sosial.
Diketahui PT. Gag Nikel sendiri merupakan anak usaha dari BUMN Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
Keterlibatan tokoh PBNU di posisi strategis perusahan tersebut selain menjadi sorotan publik kini menimbulkan banyak pertanyaan tentang independensi dan keberanian sebagai salah satu Ormas terbesar di Indonesia.
Tokoh yang dimaksud Ahmad Ishomuniddin tersebut adalah Ahmad Fahrur Rozi atau yang biasa dikenal Gus Fahrur.
Dimana Gus Fahrur merupakan komisaris PT. Gag Nikel sekaligus menjabat ketua Bidang Keagamaan PBNU. Tidak hanya itu dia juga menjabat sebagai komisaris di BUMD PT. Panca Wira Usaha, Jawa Timur.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia menteri ESDM mumutuskan untuk menghentikan sementara operasi PT Gag sampai dengan verifikasi lapangan.
Kritik Ishomuniddin jelas menambah tekanan moral agar PBNU mengambil langkah tegas dan independensi serta konsisten terhadap prinsip keadilan sosial dan kelestarian lingkungan.
Editor : Darta