Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Emak-emak dan Tukang Siomay, Tuna Karya Warga Cempedak Kutuk Pelaku Bom

Selasa, 30 Maret 2021 | 08:42 WIB Last Updated 2021-04-18T16:40:14Z
    Bagikan

SINARMETRO.COM - Lampung utara. Aksi Bom Bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang pelaku di Gereja Katerdal Kota Makasar yang menewaskan para pelakunya, pada minggu (28/03/2021).

Mendapat beragam Reaksi Kecaman serta tanggapan bernada Marah dari Beberapa kalangan masyarakat, seperti Emak-emak dan Pedagang Siomay, pedagang Mie ayam serta Mahasiswa hingga Tuna Karya (Pengangguran), Warga Kelurahan Cempedak Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung utara, rabu (30/03/2021).

Seperti tanggapan bernada Kecaman, yang diungkapkan oleh Asep Awaludin, mahasiswa Teknokrat sebuah Perguruan Tinggi swasta ternama di Provinsi Lampung, dengan menyatakan," Perbuatan pelaku, sangat Biadab dan tidak berprikemanusiaan," Ini dapat memicu Konflik SARA dan Memecah Rasa persatuan dan kesatuan Berbangsa dan bernegara," Ujar Asep emosi.

Ketika Sinarmetro.com hendak meminta Tanggapan pada Nara sumber lainya, Serombongan Emak-emak memanggil seraya berkata," Kenapa kami nggak dimintai tanggapan," Emangnya, Cuma Pejabat dan punya pangkat aja yang berhak mengeluarkan Pendapat," ujar mereka berseloroh.

Saat Sinarmetro.com, coba mendekat, Beberapa Emak-emak yang terdiri dari Sundari, Elis serta Fitri, tanpa di Komando langsung menumpahkan Rasa marah mereka terhadap Aksi pelaku Bom bunuh diri di Gereja Katerdal Kota Makasar, walaupun tanpa diminta tanggapanya oleh Sinarmetro.com.

" Perbuatan mereka, sangat Biadab dan Bodoh," Apapun maksud dan tujuanya, mereka adalah manusia Biadab," Kalaupun mereka (Pelaku) dapat selamat, mereka harus di hukum seberat-beratnya, karena mereka tidak pantas untuk tinggal di Negara kita ini," ketus Sundari dan Elis bersamaan.

Lanjut mereka lagi," Apapun alasanya, perbuatan mereka telah mengakibatkan Korban jiwa dan telah menimbulkan Keresahan serta mengganggu ketentraman kenyamanan warga masyarakat," Apa lagi dalam Kondisi perekonomian yang sulit saat ini, akibat dampak Wabah Covid 19," Atas peristiwa ini, kami berharap kepada Pemerintah serta TNI / Polri, untuk dapat segera mengusut tuntas serta Memberantas habis Faham Radikalisme sampai ke Akar-akarnya, untuk memberikan Rasa aman dan Nyaman kepada seluruh warga masyarakat," harapnya.

Tanggapan sedikit berbeda, di katakan oleh Romi, pedagang Siomay yang sedari tadi ikut mencuri dengar percakapan Sinarmetro.com bersama Emak-emak, sembari melayani seorang Bocah pembeli, Romi berkata," Kalau menurut hemat saya, Peristiwa ini, merupakan Puncak klimaks dari Ketidak puasan mereka terhadap sesuatu," entah apa, yang pasti, apa yang mereka lakukan, menurut mereka adalah benar," Walaupun menurut akal sehat dan Logika kita, perbuatan mereka jelas Keblinger dan tak waras secara nalar," jelas Romi dengan Exspresi meyakinkan.

Debat jalanan berlanjut makin seru bersama hadirnya, Mang Misjan, seorang Tuna karya yang mempunyai Hobi tak lazim, berupa kebiasaan memancing ikan tiap harinya, hingga usianya mencapai 60 tahunan tetapi tetap berstatus lajang. Sambil membakar Rokoknya, Ia memberikan Tanggapanya pada semua yang ada," Pelaku Bom bunuh diri di Gereja itu, adalah benar," Tetapi menurut mereka sendiri, kalau kata kita yang waras," Perbuatanya jelas salah dan tidak dibenarkan apapun dalilnya," ujarnya santai.

Tambah Misjan," Tetapi semua ini, pasti ada hikmahnya, kita harus dapat memetik hikmah dari semua peristiwa yang terjadi, artinya," Kita semua harus dapat menjaga diri dan lingkungan dan ikut menjaga Keamanan dan Ketertiban serta menumbuh kembangkan rasa persatuan kesatuan di tengah kehidupan Berbangsa dan bernegara, Hal inilah yang slalu ditanamkan dan terpatri pada setiap jiwa Generasi di Era kepemimpinan Pakde, melalui Doktrin Pedoman penghayatan pengamalan Pancasila (P4) yang kini tak lagi di lestarikan oleh para Pemimpin Negeri Kita," pungkasnya serius.(Her/Dwi)
×
Berita Terbaru Update